Jumat, 29 Juni 2012

FanFiction : Fashion , Food , And Love ! part 1










Cast :
-          Choi minho
-          Choi ji he
-          Tiffany hwang
-          Jang Hyunseung

Choi Ji he mengamati deretan gadis jenjang yang berlenggak-lenggok memeragakan pakaian sesekali dia menulis sesuatu di note yang dia pegang dan mengamati kembali fashion runaway tersebut.

“saya sangat berterima kasih .. karena anda sekalian telah menyempatkan diri untuk melihat koleksi musim dingin kami untuk tahun ini”
lelaki botak itu menerima rangkaian bunga dari salah satu modelnya dan kembali ke backstage
Ji he kembali menggenakan mantel faux fur max mara dan berjalan ke backstage dengan anggun , para model sibuk menghapus riasan , melepas sepatu dan berganti pakaian . wanita itu tersenyum saat dia melihat orang yang akan dia temui sudah terlihat

“Mr jacobs...” designer itu tersenyum lebar melihat kedatangan wanita itu dan langsung memeluknya
“Ms choi .. aku sudah menunggu kedatangan anda” designer itu melepas pelukannya dan mengatupkan tangannya “aku menyukainya .. seperti biasa tidak ada cacat sedikitpun ... aku suka caramu berkampanye anti fur lewat faux fur yang lebih ramah lingkungan tetapi terlihat mewah” designer itu tertawa riang

“terima kasih .. itu memang tujuanku ... Ms choi .. berkampanye lewat fashion”
Tiba-tiba asistennya berbisik kepada wanita itu “maafkan aku Mr jacobs .. aku harus kembali ke seoul ... aku menunggumu di seoul” designer itu kembali memeluk wanita itu “tentu saja”
Wanita anggun 23 tahun itu menggenakan kembali prada oversize sungglasesnya dan berjalan menuju lobby “kita langsung berangkat ke bandara .. nona” wanita itu mengangguk pelan

Bandara  john f kennedy

Wanita muda itu duduk di ruang tunggu vip digenggamnya tas tangan lady dior fuchsianya itu erat sesekali di menengok ke arah luar dan tersenyum
“nona .. sebentar lagi take off ...” wanita itu berdiri merapikan rok polkadot hijau Marc jacobsnya dan mantelnya , sekretarisnya menggeret koper big size merah dan mengikuti wanita muda itu dibelakangnya

 “sebentar lagi kehidupan 180’ akan dimulai” ungkapnya yakin

Seoul , south korean

Ms choi menghentikan jalannya dan melepas mantelnya diberikan mantel itu kepada asistennya “kita kembali ke rumah ...”
Mobil sedan hitam mewah itu memasuki pekarangan sebuah rumah dari deretan rumah mewah di kangnam ..
Ms choi membuka pintu besar itu dengan kedua tangannya seorang wanita tua bangkit dari duduknya dan memandang anaknya dengan senang “akhirnya kau pulang juga” wanita 50th itu berlari kecil dan memeluk anak kesayangannya itu erat “ibu .. aku kembali”

Ms choi berjalan ke kamarnya dan meletakkan tasnya ke kasur dan duduk sebentar menghirup nafas kemudian berjalan ke arah closet pribadinya .. dibukanya pintu putih itu dan tersenyum .. Ms choi melepas kalung mutiara piaget dari leher jenjangnya dan meletakkanya di sebuah kotak perhiasan kemudian duduk di kursi dekat meja rias dan melepas jimmy choo leila gold sandal heels yang masih terpasang di kakinya dan menaruhnya di rak sepatu .. dia merentangkan kedua tangannya merenggangkan otok badannya sejenak
Pemuda itu mengamati objek didepannya dan berdecak kagum sesekali dia mengarahkan kamera LSR hitam ke arah pemandangan yang menurut dia indah ... sebuah mobil jeep datang ke arah pemuda tinggi itu “yaa ... choi minho matahari sudah meninggi .. aku mulai kepanasan ayo kita kembali ke seoul” pemuda itu mengambil ransel yang ia senderkan di pohon dan menaruhnya di jok belakang mobil jeep.
“kau tahu.. aku mulai khawatir dengan pekerjaanmu itu sangat berbahaya dan tidak berkelas lebih baik kembali saja menjadi koki “ minho menyenggol sahabatnya  dan tersenyum

“aku suka menjadi foto grafer alam liar ... itu menyenangkan”

seo hoon memanyunkan bibirnya ... cemberut


Seo hoon menghentikan mobil jeep itu di depan sebuah rumah sederhana berwarna putih dengan pelataran yang luas .. tiba-tiba seorang gadis berambut panjang berlari dan langsung memeluk minho .... “oppa ... aku senang kau kembali” seo hoon memisahkan pelukan itu “kau tidak merindukanku juga .. hwang min young ?”
gadis itu menyipitkan matanya “panggil aku tiffany ... jang seo hoon” tiffany meninggikan suaranya ... minho tersenyum dan mengangkat tas masuk ke dalam rumah

“oppa ... sini aku bantu “ ... seo hoon menyusul tiffany dan berhenti tepat di depan tiffany “tiffany .. bagaimana kalau kau membantuku” seo hoon berusaha mengeluarkan aegyo’nya tetapi dihiraukan oleh tiffany , tiffany kembali berjalan dan menyenggol bahu seo hoon kasar kemudian berbalik

“andwae .. shirreo .. kyeolkho ...” seo hoon menundukkan kepalanya

tiffany mengangkat panci  dan meletakkannya di meja makan “oppa .. aku memasak samgyetang kesukaanmu ... silahkan makan” seo hoon mengangkat sendok kemudian tiffany memukul tangan seo hoon “minho oppa yang duluan” minho mengambil ayam dan kuah kaldu ke dalam mankuknya dan memakannya perlahan tiffany menggigit bibir bawahnya dan mengernyitkan dahinya “bagaimana rasanya ?” minho menguyah makanan di dalam mulutnya pelan dan menutup mata “lumayan .... “tiffany tersenyum puas “tidak enak” senyum puas tiffany hilang berganti cemberut , seo hoon tertawa puas “untung aku tidak mencobanya duluan”

Ji he menghembuskan nafasnya pelan dilihatnya seluruh bangku di meja makan kosong ..

“kenapa nona tidak makan ? apa masakannya tidak enak ?”
pelayan itu mengambil piring di depan ji he dan meletakkanya di rak dorong .. ji he bangkit dari kursinya dan memegang kepalanya “aku sedikit pusing mungkin karena jet lag ... “ pelayan itu mengantarkan ji he kembali ke kamarnya .. “apa saya perlu mengambilkan obat untuk anda ? “ ji he merebahkan tubuhnya “tidak perlu kau pergi saja .. kalau saya membutuhkanmu saya , saya akan memanggilmu” pelayan itu memberi hormat dan berjalan keluar ...  ji he mengangkat selimut itu hingga ke dadanya .. dia mencoba memejamkan mata .. nihil ! matanya sulit untuk menutup , ji he bangkit dari tempat tidurnya mengambil track jacket juicy couture kesayangannya dan tidak lupa dompet panjang putih , kemudian dia berjalan dengan tergesa keluar ke arah garasi .. pelayannya melihatnya dan berlari menyusul ji he “nona .. anda mau kemana ?” ji mengambil kunci di rak penyimpanan dan menekan tombol merah dan pintu mobil itupun terbuka otomatis. Ji he menekan perseneling dan mobil itupun pergi

 “nona ... kau mau kemanaaa ??? nona kembaliiiiiiiiiiiii........”

Minho berjalan sepanjang trotoar tengah kota seoul sibuk mengambil suatu hal yang menarik dan memotretnya
“move....” seorang wanita muda memberhentikan mobilnya tiba-tiba “apa kau buta ? kau memotret di tengah jalan ? kau mau mati muda rupanya” minho membungkuk 90’ “sorry miss .. aku buta .. buta karena tiba-tiba didepanku ada malaikat cantik sepertimu” wanita itu mendengus pelan dan turun dari mobil “nonaa... kalau kalian mau melanjutkan obrolan yang tidak penting itu silahkan pinggirkan mobilmu !!! kami mau lewat “ dibelakang mobil wanita itu deretan mobil antri untuk lewat , wanita itu kembali memasuki mobilnya dan meminggirkannya
Minho menggeret tangan ji he dan masuk ke dalam cafe pinggir jalan “sebagai rasa penyesalanku bagaimana kalau aku mentraktirmu ?” ji he melepaskan cengkraman minho dengan kasar dan tersenyum licik “ternyata kau juga bisa menyesal rupanya ? tidak usah ... “ ji he berjalan kembali keluar dan berharap ia bisa kembali tidur tetapi minho menggeretnya dan membuat ji he duduk dengan sedikit memaksa

“tunggu dulu .. aku akan memesan makanan khusus untukmu ... ahh sebentar ... hyorin”

minho memanggil  seorang wanita yang sedang berbincang dengan pelanggan
“oh minho oppa .. aku kira kau tidak akan datang hari ini.. tanpa kau kami semua kerepotan” minho tersenyum kemudian membisikkan sesuatu kepada pelayan itu “baik oppa ... aku mengerti .. jamkkaman”
Ji he menaikkan kedua tangannya dan menopang dagunya dengan tangan tersebut “jadi... ini cafemu ?” minho meletakkan slr diatas meja dan menatap ji he “iya begitulah .. siapa namamu ?” ji he mengulurkan tangan kanannya “choi ji he ...” minho menyipitkan matanya dan berpikir sejenak “tunggu choi ji he ? .. kau fashion editor vogue yang bawel itu khan ?” ji he membuka mulutnya tak percaya

“ohhh jadi kau choi minho chef terkenal yang sok sibuk itu ?” ji he menggebrak meja dengan kedua tangannya “kau tahu ... aku harap ini terakhir kalinya kita bertemu selamat malam “
 ji he melenggang keluar tangannya mengepal memendam amarah.

Berulang kali ji he memukul stir meluapkan amarahnya “dasar koki brengsek .. sial” umpatnya meracau
Hyorin membawa dua piring di tangannya dan meletakkannya di meja “dimana gadis itu ?” minho melipat kedua tangannya dan tersenyum “dia sudah pergi” hyorin mendengus kesal “oppa ... sudah 3 kalinya kau sukses membuat wanita pergi darimu dan aku yakin hanya tiffany yang bisa bertahan” minho tertawa “kau juga .. kau juga mampu bertahan menghadapiku” Minho mengiris daging steak dengan saus jamur dihadapannya dipotongnya setiap bagian menjadi kecil dan memakannya dia menutup mata mencoba merasakan setiap rasa dalam makanan itu “aku rasa kau harus sedikit menambah waktu membakarnya dan white wine untuk membuat daging ini benar-benar enak” hyorin duduk di depan minho “oppa ... aku spesial membuatkannya untukmu .. apa masih kurang sempurna ?” minho mengangguk pelan

“makanan yang lezat bukan dengan embel-embel spesial tetapi dengan rasa yang pas dan sesuai dengan lidah pelanggan tetapi itu semua akan percuma kalau kau tidak membuatnya dengan hati .. makanan murahpun bisa menjadi spesial”
Jae in merebahkan tubuhnya kasar dan menarik selimut hingga ke menutupi sebagian tubuhnya “dasar... mengapa aku harus bertemu koki jelek itu ??” ji he bangkir dari tempat tidur dan duduk di depan meja rias mengoleskan wajahnya dengan cream malam dipijatnya setiap bagian wajahnya perlahan “huh .. kalau aku tidak bisa menyelesaikannya bukan choi ji he namanya” ji he mengeluarkan senyum sinis andalannya

Minho berjalan ke loker dan mengambil sapron dan menggenakannya tak lupa sarung tangan “wow .. chef kau sudah kembali ?” minho mengangkat kedua alisnya “kau tahu aku hampir saja keluar dari dapur ini saat aku tahu mungkin kau tidak akan kembali “ minho tertawa dan memegang pundak pemuda di hadapannya dengan dua tangannya

“tenang saja ... aku sudah kembali khan ?” 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar