-
Choi minho
-
Choi ji he
-
Tiffany hwang
-
Jang Hyunseung
Choi Ji he mengamati deretan gadis jenjang yang
berlenggak-lenggok memeragakan pakaian sesekali dia menulis sesuatu di note
yang dia pegang dan mengamati kembali fashion runaway tersebut.
“saya sangat berterima kasih ..
karena anda sekalian telah menyempatkan diri untuk melihat koleksi musim dingin
kami untuk tahun ini”
lelaki botak itu menerima rangkaian bunga dari salah satu
modelnya dan kembali ke backstage
Ji he kembali menggenakan mantel faux fur max mara dan
berjalan ke backstage dengan anggun , para model sibuk menghapus riasan ,
melepas sepatu dan berganti pakaian . wanita itu tersenyum saat dia melihat
orang yang akan dia temui sudah terlihat
“Mr jacobs...” designer itu
tersenyum lebar melihat kedatangan wanita itu dan langsung memeluknya
“Ms choi .. aku sudah menunggu kedatangan anda” designer itu
melepas pelukannya dan mengatupkan tangannya “aku menyukainya .. seperti biasa
tidak ada cacat sedikitpun ... aku suka caramu berkampanye anti fur lewat faux
fur yang lebih ramah lingkungan tetapi terlihat mewah” designer itu tertawa
riang
“terima kasih .. itu memang
tujuanku ... Ms choi .. berkampanye lewat fashion”
Tiba-tiba asistennya berbisik kepada wanita itu “maafkan aku
Mr jacobs .. aku harus kembali ke seoul ... aku menunggumu di seoul” designer
itu kembali memeluk wanita itu “tentu saja”
Wanita anggun 23 tahun itu menggenakan kembali prada
oversize sungglasesnya dan berjalan menuju lobby “kita langsung berangkat ke
bandara .. nona” wanita itu mengangguk pelan
Bandara john f
kennedy
Wanita muda itu duduk di ruang tunggu vip digenggamnya tas
tangan lady dior fuchsianya itu erat sesekali di menengok ke arah luar dan
tersenyum
“nona .. sebentar lagi take off ...” wanita itu berdiri
merapikan rok polkadot hijau Marc jacobsnya dan mantelnya , sekretarisnya menggeret
koper big size merah dan mengikuti wanita muda itu dibelakangnya
“sebentar lagi kehidupan 180’ akan dimulai” ungkapnya
yakin
Seoul , south korean
Ms choi menghentikan jalannya dan melepas mantelnya
diberikan mantel itu kepada asistennya “kita kembali ke rumah ...”
Mobil sedan hitam mewah itu memasuki pekarangan sebuah rumah
dari deretan rumah mewah di kangnam ..
Ms choi membuka pintu besar itu dengan kedua tangannya
seorang wanita tua bangkit dari duduknya dan memandang anaknya dengan senang
“akhirnya kau pulang juga” wanita 50th itu berlari kecil dan memeluk anak
kesayangannya itu erat “ibu .. aku kembali”
Ms choi berjalan ke kamarnya dan meletakkan tasnya ke kasur
dan duduk sebentar menghirup nafas kemudian berjalan ke arah closet pribadinya
.. dibukanya pintu putih itu dan tersenyum .. Ms choi melepas kalung mutiara
piaget dari leher jenjangnya dan meletakkanya di sebuah kotak perhiasan
kemudian duduk di kursi dekat meja rias dan melepas jimmy choo leila gold
sandal heels yang masih terpasang di kakinya dan menaruhnya di rak sepatu ..
dia merentangkan kedua tangannya merenggangkan otok badannya sejenak
Pemuda itu mengamati objek didepannya dan berdecak kagum
sesekali dia mengarahkan kamera LSR hitam ke arah pemandangan yang menurut dia
indah ... sebuah mobil jeep datang ke arah pemuda tinggi itu “yaa ... choi
minho matahari sudah meninggi .. aku mulai kepanasan ayo kita kembali ke seoul”
pemuda itu mengambil ransel yang ia senderkan di pohon dan menaruhnya di jok
belakang mobil jeep.
“kau tahu.. aku mulai khawatir dengan pekerjaanmu itu sangat
berbahaya dan tidak berkelas lebih baik kembali saja menjadi koki “ minho
menyenggol sahabatnya dan tersenyum
“aku suka menjadi foto grafer
alam liar ... itu menyenangkan”
seo hoon memanyunkan bibirnya ... cemberut
Seo hoon menghentikan mobil jeep itu di depan sebuah rumah sederhana berwarna putih dengan pelataran yang luas .. tiba-tiba seorang gadis berambut panjang berlari dan langsung memeluk minho .... “oppa ... aku senang kau kembali” seo hoon memisahkan pelukan itu “kau tidak merindukanku juga .. hwang min young ?”
gadis itu menyipitkan matanya “panggil aku tiffany ... jang
seo hoon” tiffany meninggikan suaranya ... minho tersenyum dan mengangkat tas masuk
ke dalam rumah
“oppa ... sini aku bantu “ ...
seo hoon menyusul tiffany dan berhenti tepat di depan tiffany “tiffany .. bagaimana kalau kau membantuku” seo hoon
berusaha mengeluarkan aegyo’nya tetapi dihiraukan oleh tiffany , tiffany
kembali berjalan dan menyenggol bahu seo hoon kasar kemudian berbalik
“andwae .. shirreo .. kyeolkho ...” seo hoon
menundukkan kepalanya
tiffany mengangkat panci dan meletakkannya di meja makan “oppa .. aku
memasak samgyetang kesukaanmu ... silahkan makan” seo hoon mengangkat sendok
kemudian tiffany memukul tangan seo hoon “minho oppa yang duluan” minho
mengambil ayam dan kuah kaldu ke dalam mankuknya dan memakannya perlahan tiffany
menggigit bibir bawahnya dan mengernyitkan dahinya “bagaimana rasanya ?” minho
menguyah makanan di dalam mulutnya pelan dan menutup mata “lumayan ....
“tiffany tersenyum puas “tidak enak” senyum puas tiffany hilang berganti
cemberut , seo hoon tertawa puas “untung aku tidak mencobanya duluan”
Ji he menghembuskan nafasnya pelan dilihatnya seluruh bangku
di meja makan kosong ..
“kenapa nona tidak makan ? apa
masakannya tidak enak ?”
pelayan itu mengambil piring di depan ji he dan meletakkanya
di rak dorong .. ji he bangkit dari kursinya dan memegang kepalanya “aku
sedikit pusing mungkin karena jet lag ... “ pelayan itu mengantarkan ji he
kembali ke kamarnya .. “apa saya perlu mengambilkan obat untuk anda ? “ ji he
merebahkan tubuhnya “tidak perlu kau pergi saja .. kalau saya membutuhkanmu
saya , saya akan memanggilmu” pelayan itu memberi hormat dan berjalan keluar
... ji he mengangkat selimut itu hingga
ke dadanya .. dia mencoba memejamkan mata .. nihil ! matanya sulit untuk
menutup , ji he bangkit dari tempat tidurnya mengambil track jacket juicy
couture kesayangannya dan tidak lupa dompet panjang putih , kemudian dia
berjalan dengan tergesa keluar ke arah garasi .. pelayannya melihatnya dan
berlari menyusul ji he “nona .. anda mau kemana ?” ji mengambil kunci di rak
penyimpanan dan menekan tombol merah dan pintu mobil itupun terbuka otomatis.
Ji he menekan perseneling dan mobil itupun pergi
“nona ... kau mau kemanaaa ??? nona
kembaliiiiiiiiiiiii........”
Minho berjalan sepanjang trotoar tengah kota seoul sibuk
mengambil suatu hal yang menarik dan memotretnya
“move....” seorang wanita muda memberhentikan mobilnya
tiba-tiba “apa kau buta ? kau memotret di tengah jalan ? kau mau mati muda
rupanya” minho membungkuk 90’ “sorry miss .. aku buta .. buta karena tiba-tiba
didepanku ada malaikat cantik sepertimu” wanita itu mendengus pelan dan turun
dari mobil “nonaa... kalau kalian mau melanjutkan obrolan yang tidak penting
itu silahkan pinggirkan mobilmu !!! kami mau lewat “ dibelakang mobil wanita
itu deretan mobil antri untuk lewat , wanita itu kembali memasuki mobilnya dan
meminggirkannya
Minho menggeret tangan ji he dan masuk ke dalam cafe pinggir
jalan “sebagai rasa penyesalanku bagaimana kalau aku mentraktirmu ?” ji he
melepaskan cengkraman minho dengan kasar dan tersenyum licik “ternyata kau juga
bisa menyesal rupanya ? tidak usah ... “ ji he berjalan kembali keluar dan
berharap ia bisa kembali tidur tetapi minho menggeretnya dan membuat ji he
duduk dengan sedikit memaksa
“tunggu dulu .. aku akan memesan
makanan khusus untukmu ... ahh sebentar ... hyorin”
minho memanggil seorang wanita yang sedang berbincang dengan
pelanggan
“oh minho oppa .. aku kira kau tidak akan datang hari ini..
tanpa kau kami semua kerepotan” minho tersenyum kemudian membisikkan sesuatu
kepada pelayan itu “baik oppa ... aku mengerti .. jamkkaman”
Ji he menaikkan kedua tangannya dan menopang dagunya dengan
tangan tersebut “jadi... ini cafemu ?” minho meletakkan slr diatas meja dan
menatap ji he “iya begitulah .. siapa namamu ?” ji he mengulurkan tangan
kanannya “choi ji he ...” minho menyipitkan matanya dan berpikir sejenak
“tunggu choi ji he ? .. kau fashion editor vogue yang bawel itu khan ?” ji he
membuka mulutnya tak percaya
“ohhh jadi kau choi minho chef
terkenal yang sok sibuk itu ?” ji he menggebrak meja dengan kedua tangannya
“kau tahu ... aku harap ini terakhir kalinya kita bertemu selamat malam “
ji he melenggang
keluar tangannya mengepal memendam amarah.
Berulang kali ji he memukul stir
meluapkan amarahnya “dasar koki brengsek .. sial” umpatnya meracau
Hyorin membawa dua piring di tangannya dan meletakkannya di
meja “dimana gadis itu ?” minho melipat kedua tangannya dan tersenyum “dia
sudah pergi” hyorin mendengus kesal “oppa ... sudah 3 kalinya kau sukses
membuat wanita pergi darimu dan aku yakin hanya tiffany yang bisa bertahan”
minho tertawa “kau juga .. kau juga mampu bertahan menghadapiku” Minho mengiris
daging steak dengan saus jamur dihadapannya dipotongnya setiap bagian menjadi
kecil dan memakannya dia menutup mata mencoba merasakan setiap rasa dalam
makanan itu “aku rasa kau harus sedikit menambah waktu membakarnya dan white
wine untuk membuat daging ini benar-benar enak” hyorin duduk di depan minho
“oppa ... aku spesial membuatkannya untukmu .. apa masih kurang sempurna ?”
minho mengangguk pelan
“makanan yang lezat bukan dengan
embel-embel spesial tetapi dengan rasa yang pas dan sesuai dengan lidah
pelanggan tetapi itu semua akan percuma kalau kau tidak membuatnya dengan hati
.. makanan murahpun bisa menjadi spesial”
Jae in merebahkan tubuhnya kasar dan menarik selimut hingga
ke menutupi sebagian tubuhnya “dasar... mengapa aku harus bertemu koki jelek
itu ??” ji he bangkir dari tempat tidur dan duduk di depan meja rias
mengoleskan wajahnya dengan cream malam dipijatnya setiap bagian wajahnya
perlahan “huh .. kalau aku tidak bisa menyelesaikannya bukan choi ji he
namanya” ji he mengeluarkan senyum sinis andalannya
Minho berjalan ke loker dan mengambil sapron dan
menggenakannya tak lupa sarung tangan “wow .. chef kau sudah kembali ?” minho
mengangkat kedua alisnya “kau tahu aku hampir saja keluar dari dapur ini saat
aku tahu mungkin kau tidak akan kembali “ minho tertawa dan memegang pundak
pemuda di hadapannya dengan dua tangannya
“tenang saja ... aku sudah
kembali khan ?”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar